Setelah seminggu berada di Manado, akhirnya gue udah harus kembali pulang. Karena cuma punya sisa waktu setengah hari, gue pikir gue nggak akan kemana-mana dan jalan-jalan santai aja. Eh, ternyata justru di hari terakhir ini gue berpetualang ke tempat-tempat menarik.
Pagi-pagi dimulai ke Pasar Tomohon karena para frater mau belanja bahan-bahan makanan untuk dimasak di seminari. Awalnya gue masih merasa kayak di pasar tradisional biasa walau ada beberapa barang yang nggak biasa gue liat untuk dijual kayak ikan cakalang fufu yang memang khas-nya Manado.
Ikan cakalang fufu |
Ditelusuri lebih lanjut, ternyata di sini ada Pasar Ekstrim. Gue bener-bener kaget dan nggak nyangka dengan pemandangan yang gue liat di sekeliling gue. Kalo biasanya di bagian daging pasar tradisional jual ayam dan sapi, dan hal ter-nggak biasa yang dijual adalah buntut sapi, di sini makin absurd lagi! Walau udah biasa makan babi, tapi baru kali ini gue liat babi utuh lagi dipotong. Itu belum seberapa, masih ada ular, paniki (kelelawar), dan babi hutan.
Yang paling nggak gue sangka, ternyata di sini juga jual anjing. Waduh, gue kira foto-foto yang beredar tentang pembunuhan anjing itu nggak wajar where actually it's common here. Tadinya gue diajakin buat liat pembunuhannya tapi nggak mau, takut nggak tega. Ternyata, mau nggak mau gue ngelewatin dan ngeliat di depan mata bagaimana anjing-anjing itu dibunuh. Karena darahnya nggak boleh keluar, anjingnya dipukulin dulu terus belom mati bener, udah dibakar pake semprotan api (alatnya kayak shower tapi yang keluar api). Lebih mirisnya lagi, temen-temennya anjing ditempatin di dekat anjing lain dibunuh jadi mereka bisa liat. Mukanya udah melas banget gue nggak tega. Makanya sampe sekarang gue masih belum bisa makan anjing. Walau gue ambil fotonya, tapi nggak gue publish biar nggak menimbulkan kontroversi.
Paniki (kelelawar) |
Beralih dari pasar, kita mampir sebentar ke Pusat Kuliner Tomohon untuk beli cemilan. Jam buka resminya mulai dari jam 3 sore dan jalanan ditutup sampai jam 10 malem. Duh, pasti surga banget deh. Untung hari itu pulang. Nggak kebayang gue bisa kalap kalo dateng pas malem.
Untuk benar-benar mengisi perut, kita makan Tinutuan di Rumah Makan Tante Rose. Akhirnya gue benar-benar merasakan bubur Manado dan ini enak banget!
Selesai makan, kita mampir ke Seminari Menengah St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen yang lagi direnovasi dan kita menyempatkan doa di gua Maria-nya.
Destinasi terakhir kita yaitu Bukit Doa Tomohon yang ternyata cukup terkenal. Nggak cuma umat Katolik yang datang ke sini tapi banyak juga pengunjung dari umat beragama lain karena tempatnya emang bagus buat foto-foto. Berasa kayak lagi di mana gitu karena letaknya di perbukitan.
Kapel Bunda Maria |
Amphiteather |
Menelusuri area Bukit Doa ini, gue benar-benar terkesima dengan tempatnya. Keren banget! Kapelnya, patung-patungnya, jalan Salibnya. Gue bersyukur banget bisa ke sini, apalagi jadi destinasi terakhir sebelum pulang jadi punya penutup yang berkesan.
Gua Maria |
Akhirnya, gue sudah benar-benar harus pulang. Sekali lagi, gue bersyukur banget bisa ikut Indonesian Youth Day ini ketemu teman-teman baru, menjelajah daerah di negara sendiri, liat kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia, mengunjungi tempat-tempat baru, dan mendapatkan pengalaman luar biasa yang belum tentu terulang.
Terima kasih teman-teman kontingen KAJ, para romo, frater, dan semuanya atas pengalaman kebersamaannya dan bikin perjalanan kali ini berkesan.
Bandara Sam Ratulangi Manado |
See you on next trip!
0 comments